Ada yang tahu atau suka membaca
novel bildungsroman nggak? Bildungsroman termasuk genre literature yang sangat
menarik lho menurut aku, dan sebaiknya dibaca oleh para remaja ataupun orang yang
sedang dalam fase mencari jati diri. Kalau dilihat dari definisinya di
Wikipedia sih, Bildungsroman merupakan genre novel yang ceritanya berfokus pada
keadaan psikologis dan perkembangan moral si tokoh utama, dari masa muda ke
masa dewasa. Nah, perubahan karakter atau sikap si tokoh utama ini yang membuat
jalan cerita novel tersebut jadi seru. Bildungsroman itu sendiri sebenarnya
berasal dari Bahasa Jerman yang kalau diartikan ke dalam Bahasa Inggris biasa
disebut dengan novel of formation, novel education, atau coming-of-age story. Aku
suka baca novel-novel genre ini karena banyak banget pelajaran yang bisa
diambil dari situ. Semacam baca buku-buku self-help tapi ada jalan ceritanya
gitu, karena isinya nggak melulu kata-kata motivasi dan membuat si pembaca
nggak merasa sedang digurui. Selain itu, perbedaan budaya, lingkungan sosial
dan pendidikan yang menjadi latar belakang si tokoh dalam novel ini bikin
nambah pengetahuan lho. Karena memang walaupun umumnya berupa fiksi, novel ini
juga mencerminkan kondisi sosial masyarakat pada zaman novel itu dibuat. Banyak
isu-isu penting pada zaman tersebut yang ikut diselipkan pada jalan cerita,
seperti tentang rasisme, pendidikan, kesetaraan gender, HAM, dll. That’s why
novel genre bildungsroman sangat aku rekomendasikan ke sepupu-sepupu aku yang
lebih muda, biar mereka nggak kebanyakan diracuni novel cinta-cintaan makhluk
beda dunia mulu.
Kalau dulu aku sukanya buku-buku
semacam children literature sama komik, sekarang bildungsroman bisa jadi
alternative bacaan lain buat aku. Sebenernya, aku nggak pernah menutup diri
untuk baca berbagai jenis genre buku, tapi untuk saat ini bildungsroman
kayaknya yang paling pas sama kondisi aku sekarang. Pernah sih nyoba baca
buku-buku fiksi yang segmennya lebih dewasa dikit, kayak tentang married life
dan sejenisnya, eh tapi ternyata belum kerasa feelnya. Novel ini sebenernya simpel,
tujuan utama si penulis adalah menunjukkan bagaimana si tokoh utama ini menuju
maturity, bagaimana proses pendewasaan yang dia alami, bagaimana kesulitan atau
tantangan yang dia hadapi lewat proses itu. Dan semua orang pasti pernah
melewati proses pendewasaan, tentunya dengan berbagai masalah dan keunikannya
masing-masing. Walaupun umumnya novel ini tergolong fiksi, tapi yang aku suka
adalah bagaimana itu membuat aku sadar kalau di dunia ini nggak hanya aku
sendiri yang sedang mengalami masa-masa gegalauan itu. Banyak orang di dunia
yang juga menjalani masa-masa itu dengan berbagai latar belakang yang ia
miliki. Lingkungan, budaya, dan pendidikan si tokoh utama juga menjadi faktor
yang akan memunculkan karakter dia nantinya. Setiap orang mencari jawaban
tentang tujuan hidupnya masing-masing, dan setiap orang tersebut adalah tokoh
utama dalam hidupnya.
Kenapa aku bilang buku semacam
ini cocok banget buat dibaca para remaja? Kalian pasti tahu sendiri kalau masa
remaja itu masa-masa yang nanggung. Udah bukan anak kecil lagi yang harus
diemong terus dari dia bangun tidur sampai tidur lagi. Tapi kadang masih belum
bisa diajak bicara atau bertindak secara dewasa. Kalau aku bilang, masa remaja
itu masa yang serba nggak jelas, sekaligus masa yang paling menentukan bakal
jadi apa orang tersebut ketika dia dewasa nanti. Sering banget kan ngelihat
remaja yang bandel, sering galau, uring-uringan nggak jelas, kadang lebay,
caper, sok-sok udah gede tapi aslinya masih pengen manja-manja ke ortunya, dll.
Aku ngelihat banyak orang tua
yang cenderung cuek ketika harus menghadapi anaknya yang sedang menginjak masa
remaja. Mungkin sebagian dari mereka selalu mikir, “Alah remaja, lagi pubertas
itu, ntar gede pasti juga jadi ngerti sendiri!”. Padahal para remaja itu butuh
perhatian, tapi gak mau apa-apa diperhatikan banget sama orang tuanya. Nah
bingung kan? Menurutku masa remaja itu masa-masa yang sangat perlu untuk
dibimbing namun jangan terlalu dikekang ketika ia mulai menunjukkan
interestnya. Saat dewasa nanti, kumpulan pilihan yang diambil oleh seseorang
itulah yang akan menentukan siapakah dirinya kelak. Jadi kalau bisa, kumpulin
yang baik-baik dari dirimu. Kalau bisa jadi orang baik, kenapa jadi yang buruk,
yha nggak?
Ini ada beberapa contoh novel
bildungsroman yang ratingnya cukup tinggi. Nomer 1 pernah baca, kalau yang 2
sama 3 cuma pernah lihat versi filmnya. Yang 4 sama 5 ada e-booknya sih, tapi
belum sempet baca. Nanti kalau lagi luang, mungkin aku bakal bikin reviewnya di
akun goodreads aku.
No comments:
Post a Comment