Thursday, June 12, 2014

The 1st Jogja Miniprint Biennale (JMB) 2014

The 1st Jogja Miniprint Biennale (JMB) 2014 | 6-13 JUN 2014 | Museum Bank Indonesia Yogyakarta

Setelah ke pameran ARTJOG - di postingan sebelumnya - akhirnya aku dan Eka mampir sebentar buat leha-leha di dekat kantor pos besar Yogyakarta, ceritanya mau numpang beli minuman di minimart sekitar kantor pos. Yak salahkan cuaca Jogja yang panas banget, nyari minum aja sampai kantor pos!! Eh tapi ternyata di samping kantor pos besar, yaitu Museum Bank Indonesia sedang ada acara The 1st Jogja Miniprint Biennale (JMB) 2014. Kebetulan banget, mampir sekalian deh.
Baru kali ini masuk Museum Bank Indonesia, malah sebelumnya nggak tahu kalau tempat itu dijadikan museum. Ruangan yang dipakai buat JMB nggak terlalu besar, tapi cukup lapang karena karya pameran dipajang di partisi-partisi sepanjang tepi dinding. Jadi, bagian tengah ruangan bisa buat jungkir balik ataupun salto juga nggak masalah kalau nggak punya malu. Pengunjung yang datang juga cuma sedikit, mungkin karena masih hari dan jam kerja orang kantor. Good for us, bisa menikmati karya pameran dengan santai.

Menurut brosur, event JMB ini menampilkan 140 karya dari 72 seniman yang berasal dari 23 negara. Karya yang ditampilkan berupa gambar cetak berukuran mini yang dibuat dengan teknik yang beragam. Jujur baru pertama kali ini aku melihat pameran seni cetak grafis semacam ini, jadi benar-benar awam dan bingung kalau ditanyai tanggapan tentang acara biennale itu sendiri. Apakah konsep dan sajiannya memang ditampilkan secara minimalis seperti itu atau tidak. Tapi sebagai pengunjung yang bukan dari kalangan seniman, sebenarnya ini cukup menarik lho. Dari karya yang imut-imut ukurannya itu, kalau mau diamati baik-baik ternyata punya makna dan pesan yang luas. Tergantung juga bagaimana tiap orang merepresentasikan pesan tersebut. Selain itu, jangan lupa kalau teknik yang digunakan dalam pembuatannya juga nggak asal-asalan. Seperti yang dikatakan kritikus seni rupa Suwarno Wisetrotomo, teknik cetak 'menyembunyikan' sejumlah kemungkinan potensi artistik. Mulai dari teknik konvensional; cetak tinggi; cetak dalam; dan cetak saring dengan segenap variannya dapat dikembangkan menjadi berbagai macam teknik, dipadukan (mix), bahkan sebutan. Nah nggak kalah artistik kan dari karya seni lainnya?!


Harapannya sih acara semacam ini bisa diadakan secara rutin, dengan skala yang lebih luas dan karya yang lebih banyak. Orang-orang di luar bidang senipun juga bisa ikut menikmati dan menghargai karya-karya para seniman, terutama para seniman lokal yang karyanya juga nggak kalah dari seniman internasional yang sudah terkenal itu. Karena menurut aku, tahun-tahun belakangan ini acara seni semakin mudah dijangkau oleh masyarakat dan sudah menjadi pop culture tersendiri. Jadi sudah saatnya generasi muda ini, yang memiliki jiwa-jiwa seni nggak perlu malu atau gatel sama omongan orang yang berpemikiran semacam 'mau jadi seniman? seriusan?' seperti itu. Buktinya sekarang, para seniman maupun acara seni semacam ini malah mendapat apresiasi yang tinggi dari masyarakat.
Hehe...

Nih sedikit referensi, kali aja jadi pada tertarik buat ikutan atau datang ke acara JMB 2 dua tahun lagi.











No comments:

Post a Comment